Ini Mimpiku, Apa Mimpimu?: Perpus STAN dan Hobi Saya

Selamat malam semua sahabatku,

Bagaimana harimu malam ini? Saya ucapkan syukur karena hari ini adalah UAS terakhir untuk anak spes Pajak. Lalu, saya ucapkan selamat berjuang untuk anak Akuntansi yang tinggal dua hari lagi. Semangat.

Saya barusan dari perpustakaan STAN. Emang buka ya malam-malam begini? Buka dong, setiap UTS dan UAS, perpus atas selalu dibuka sampai pukul 22.00. Peraturan ini mulai dibuat sejak UTS semester 5. Saya selalu menggunakan kesempatan ini untuk belajar seminggu sebelumnya dan saat ujian di perpus atas. Bagaimana tidak, meja luas, ber AC, bersih, tempatnya luas, tidak kepanasan, dan satu lagi sepi. Meja dan kursinya banyak dan tinggal pilih. Saya paling suka ambil meja dan kursi (kalau tidak ada orang) yang dekat jendela menghadap air mancur STAN karena pandangan bisa beralih kalau sudah capai baca, ditambah lagi pandangan jadi lebih luas.

Fasilitas di ruang baca sebenarnya sudah baik, teman. Dari segi meja, kursi, buku, buku referensi, novel, dan laporan PKL atau pun skripsi, ruangan ber AC (pastinya sejuk), luas, dan bersih. Coba dari segi mana yang kurang. (Ada yang mau berpendapat, saya ajukan langsung kepada petugas perpusnya).

Hanya saja, mungkin karena informasi tentang dibukanya perpus sampai malam tidak semuanya diketahui mahasiswa. Akhirnya, kesempatan ini jarang diambil oleh mahasiswa untuk belajar bersama atau berdiskusi di perpus. Padahal yang saya tahu anak STAN kalau tentir kelas di latar SC yang sempit dan panas (walau langsung beratapkan langit), kan bisa pindah ke perpus yang dingin dan luas. Saya masih heran mengapa? karena tidak boleh ribut? Boleh, disediakan suatu ruang untuk berdiskusi di sana dan kamu boleh adu pendapat semau kamu (yang sopan ya). Saya sudah beberapa mengposting di twiter dan minta tolong teman jarkomkan. Kebanyakan dari mereka memang lebih suka belajar di kos. Saya tidak mempermasalahkannya karena tiap orang punya tipikal belajar sendiri-sendiri.

Mungkin saran saya, perpustakaan dibuka sampai malam, tidak hanya waktu ujian, waktu longgar juga seharusnya bisa dibuka. (Saya sudah bilang kepada petugas demikian). Ya, karena STAN sedang ada reformasi birokrasi kali ye, jadi masih ada ganjalan sana-sini untuk mengatur ulang peraturan.

Baik teman, itu perpus STAN lo. Ohya, rencananya perpus STAN akan diperluas lagi melebihi perpus UI nantinya, anggarannya sudah disiapkan katanya. Perpustakaan STAN akan dibuat perpustakaan paling lengkap selain di perpustakaan UI. Semoga saja pelayanan wifi dan komputerisasi peminjaman dan pengembalian bisa dimaksimalkan.

Manfaatkan perpustakaan kita, Kawan. :)

About me:

Saya tipikal yang aktif ke perpus dari Sekolah Dasar,minimal ngecengin petugas perpusnya atau nggodain petugas perpusnya. Bacaan yang saya ambil dari SD adalah cerita pewayangan dan sastra lama. Saya suka sekali cerita Mahabarata, sampai-sampai saya masih percaya kalau Arjuna itu ada dan baru SMP saya baru sadar itu hanya fiktif dan cerita. Saya suka sastra karena ibu saya meminjamkan buku tentang karya lama, saya ingat yang pertama itu Siti Nurbaya, kisah cinta tak sampai (sampai ke kuburan maksudnya).

Sampai sekarang saya masih menyukai cerita Ramayan dan Mahabarata versi Jawa, ya, karena kadang versi India tidak sesuai dengan budaya saya (saya takut tidak bisa membedakan mana yang Jawa dan India). Sastra lama, seperti pengarang Buya Hamka, Ahmad Tohari (bukan lama sih), Abdul Muis, Marah Rusli, dan STA. Saya tidak hapal pengarangnya per judul buku. (saya buka tipikal fanatik pada suatu hal). Sekarang saya masih membaca karya sastrawan, Pramudya Ananta Toer. Saya sudah membaca yang bagian "Bumi Manusia", sekarang saya masih terbata-bata membaca "Anak Semua Bangsa". (dari dulu sampai sekarang belum rampung dibaca). Namun, saya tidak menutup kemungkinan membaca hal lain, seperti biografi (saya bisa dibilang maniak Soekarno dan Soeharto) atau cerita fiksi ilmiah, Dan Brown, atau khayalan seperti Harry Potter.

Ini saya tampilkan beberapa foto perpus saya