Ini Mimpiku, Apa Mimpimu?: KULIAH TERAKHIR DI KAMPUS BERSAMA 3N

Sabtu, 11 Mei 2013

KULIAH TERAKHIR DI KAMPUS BERSAMA 3N

Main ke kos teman, nonton x factor, ngobrol bareng anak kosan, mencuci baju, mandi tengah malam, bersih-bersih kamar dan kamar mandi, dan nge-blog.Hidup ini sempurna sekali, sodara-sodara.

Sebenarnya saya sudah ingin menulis tentang pesan dua dosen terakhir yang mengajar hari ini. Karena saya tidak ikut matkul terakhir, yaitu Proses Bisnis (sayang sekali, saya tidak bertemu dosen Probis, Pak Riko Riandoko), saya mengutip kalimat dari teman saya. Saya memaksa teman saya untuk mencritakan apa yang Pak Riko pesan kepada kami. Saya menyimpulkan sendiri begini.

Kelas kami harus kompak sampai kami lulus dan kerja nantinya. Kalau ada apa-apa, kami bisa saling membantu. "Kalian harus janji sama saya, kalian harus ketemu saya nanti, saya tunggu". Maksudnya, kami setelah bekerja, harus melanjutkan kuliah s1 atau D4, supaya bisa bertemu Pak Riko. Bukan bertemu dalam arti sesunggunya. Artinya kita jangan berhenti sampai D3 saja, Pak Riko menunggu kami untuk tingkatan pendidikan atau karier yang lebih baik dan baik.

Yah, kalau mau, D4, kami kompak sekelas. Kita bisa ambil D4 kalau di tempat kita bekerja jauh dari universitas bagus. Kami dapat mengambil S1 jika di sekitar kantor kita ada universitas yang memadai, Begitulah saran Pak Riko.

Saya sangat terkesan dengan kalimat beliau yang saya harus berjanji saya harus bertemu Pak Riko. Saya benar-benar terharu. Ini artinya beliau ingin kami maju dan terus belajar. Belajar untuk menjadi lebih baik dala berbagai aspek kehidupan. Terima kasih Pak,saya berjanji suatu saat saya akan bertemu Bapak kembali, dan berkata, "Ini saya,Pak, Herwin, mahasiswa Bapak sewaktu di STAN". I promise, Sir.

Dosen terakhir yang mengajar kami adalah Pak Yosep Poernama. Beliau mengajar Matkul Pajak Internasional (Brevet C). Pada akhir sesi (setelah kuis lebih tepatnya), beliau memberikan petuahnya,

"Kalian bersekolah disini, kalian diberi kesempatan di kehidupan ini. Kalian bisa menjalaninya dengan hal-hal yang bisa kalian bawa dalam hidup selanjutnya atau kalian bisa menjalaninya dengan begitu saja. Itu terserah kalian. Apa yang kalian bawa. Apakah hanya selembar kertas? Jangan sampai di suatu waktu kalian tidak bisa memilih. Jangan sampai kalian tidak bisa memilih."

"Kadang kita memimpikan atau membayangkan hal yang indah, tetapi tidak semuanya terwujud. Kita perlu yang namanya tantangan dalam hidup. Hidup itu pilihan, tinggal kita yang memilih. Saat kita merasa tidak nyaman, kita bisa memilih untuk keluar dan memilih jalan yang lain. Sekali lagi, itu pilihan. Gaji tinggi bukannya risiko rendah."

"Jangan korupsi dan tebarkan kebaikan. Ketika kalian menebarkan kebaikan, maka kalian akan mendapat kebaikan pula. Ketika kamu menaburkan keburukan, maka keburukan akan kembali kepada kita. Jaga nama baik keluarga, dan almamater, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara"

Sedikit banyak, kalimat beliau menohok hati saya. Hidup itu pilihan. Namun kadang kesempatan yang belum datang pada saya. Beliau pernah bercerita bahwa beliau juga memilih menjadi programer dan melepaskan jabatan beliau di bagian pemeriksaan. Akhirnya beliau mendaftar menjadi dosen STAN.

"Saya tidak memilih DJP, tetapi saya memilih BPPK, dan saya nyaman di sini."

Terima kasih untuk dosen saya

Bu Mila, yang menjawab kegundahan hati saya dan beberapa hal yang saya alami

Pak Yosep, yang dua tahun mengajar saya yang pastinya sudah makan asam garam kehidupan lebih dahulu.

Pak Riko, yang gayanya benar-benar membuat mahasiswa ternganga namun katakata beliau cambuk bagi mahasiswanya

Pak Bahrun, dosen pemeriksaan

Bu Rini, dosen Bahasa Indonesia yang sabar sekali mengajar kelas kami yang ribut.

Serta dosen saya yang tidak saya sebutkan sekarang.

Ini dia jepretan kamera saya.