sUMBER FB ANE GAN : FESBUK HERWIN PENULIS
Sebetulnya ini hanyalah sebuah kekesalan yang teramat dalam karena saya adalah tipikal orang yang tidak suka menunggu lama, fine kalau hanay mengantri saya akan tertib mnngantri tetap kalau udah ngantri sejam lebih tetapi hasil nihil dalam waktu sekian detik, rasanya pengean saya obrak obrak abrik kantor bank milik pemerintah ini.
Bank swasta memang sya akui sangat lebih unggul daripada bank pemerintah dari salah satu segi saja kalau mau dilihat yaitu pelayanan.
Saya di sini berbicara bukan sebagai seorang ahli ekonom atau pun seorang yang mahir dalam bidang pengetahuan di ekonpmi, saya adalah rakyat Indonesia biasa, ya anggap saja saya tukang becak. Pas bukan.
Pengalaman pertama akan saya bandingkan dengan pengalaman kedua saya di sebuah institusi keuangan yang terkenal di Indonesia
yang pertama adalah bank swasta di tempat saya tinggal
Ketika saya mendaftarkan sebagai nasabah baru yang saya lakukan adalah
1. mengantri tidak sampai satu jam lah
2. mengisi data diri papaerless atau dengan iped langsung di komputer
fotokpi ktp ada di banknya langsung tidak perlu keluar
3. tanda tangan
4. menunggu untuk ditelfon
5. diapnggil kembali dan mendapat atm, dan kartu tabungan juga paperleess lewat email kita
6. Saya mendapat atm dan keluar dengan perasaan biasa saja.
Lalu pengalaman kedua saya di bank pemerintah
1. mengantri sejam lebih
2. kartu antrian manual bet pake kertas
3. dipanggil ternyata saat mau mendaftar jadi nasabah baru saya kurang di surat pernyataan domisili
(di bank swasta tidak ada tetek bengek seperti ini) dan satu lagi ktp harus difotkopi sendiri bukan bank yang memebrikan fasilitas
4. saya keluar dengan biasa saja
5.masuk lagi karena saya ingin menabung( karena saya ingin tidak ada yang sia sia hari ini)
ternyata saya tidak diperbolehkan karena waktu sudah habis. padahal sya baru keluar 30 detik! Kenapa?
" karena tadi kan mba mau bikin rekening sekarang mba beda lagi hal yang dingin diminta, jadi tidak bisa"
Yaampun sistem birokrat yang bertele tele dan memuakkan
6. Sya keluar dengan perasaan kecewa.
Saya tidak tahu saya harus mengadu kepada siapa? Inilah Indonesia dengan sistem yang seharusnya dapat diterapkan deelngan baik dan canggih oleh semua bank tetapi pemerintah sendiri masih enggan untuk merubah dirinya sendiri, Apa perlu pemerintah pun harus "diswastakan"? supaya bisa meeka lebih mandiri? bukannya mereka sudah IPO? kenapa masih saja seperti ini?
Suah banyak kaum terpelajar dari Indonesia memegang gelar MBA atau pun lah yang saya tukang becakpun tidak tahu apa kepanjangan dan bagi saya tidak penting yang penting adalah bagaimana mereka menerapkan ilmu mereka ke negara mereka sendiri, jangan bersekolah sdah jauh jauh di luar negeri tetapi malah hanya pamer gelar saja.
Ini hanya gerutuan dari sang tukang becak yang dari desa kemudian bekerja di kota lain untuk menyisihkan uang mereka untuk ditabung di bank yang mereka anggap merakyat. Dan ternyata benar , benar benar"merakyat"
walaupun aneh si tukang bisa nabung di tempat yang berbeda, toh tidak ada masalah setiap bank pasti akan melayani nasabahnya walaupun pakaian compang camping sekaliun asal dia bawa duwit,,,logic bukan?
salam ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa pendapatmu atas tulisa saya di atas?