MENU

MENU : TERAS I MESSENGER OF PEACE I CURHATAN HATI I SASTRA & CERITA I PENGALAMAN HIDUP I IDE DAN TIPS I PRAMUKA I TENTANG TEGAL I


Instagram Instagram

Selasa, 23 April 2013

Terlalu liberalkan saya? Give your Opininion, THX

Kenapa jadi ragu? Apa aku cuma ikut ikutan? Apa arti semua ini? Hanya kamuflase supaya tidak beda? Apa aku terlalu liberal? Atau aku terlalu memandang hanya sebagai kebiasaan dan kebudayaan? Mengapa harus seprti ini. Ini adalh keyakinan tapi blm ada keyakinan dalam diri. Apakah Tuhan akan memberikan petunjuk bagi orang-orang seperti aku? Orang yang peragu padahal Tuhan memerintahkan kita untuk tidak menjadi ragu dan meninggalkan keraguan.

Ketika muncul keraguan apakah kemudian akan muncul keyakinan? Ketika kita memandang sekeliling kita, ada orang yang ternyata tidak suka dengan masa lalu kita yang berbeda dengan hari ini dan mungkin menganggap kalau kita ini tidak bisa lebih baik dari sebelumnya. Benar-benar ragu dengan pakaian yang kita kenakan, merasa malu karena kelakuan tidak menyesuaikan dengan pakaian. Apakah pakaian yang menyesuaikan perilaku, atau perilaku yang menyesuaikan pakaian. Kalau tujuannya baik, bolehkah kita menggunakan cara yang berbeda dengan tujuan yang sama. Apakah saya termasuk orang yang berdosa? Karena kita menganggap bahwa itu bukan kita, apakah aku terlalu meminta banyak kompromi mengenai suatu hal yang sudah diperintahkan? Aku menganggap bahwa itu bukan kita kalau kita tidak melakukannya. Inilah aku, binatang jalang yang masih mengembara di malam hari untuk mengarungi jalanan luas dan gelap guna mencari tahu isi alam yang hanya dapat dilihat hanya dengan mata hati bukan karena cahaya matahari.

Aku lah sang penari jalanan yang menari hanya karena kesenangan pribadi bukan karena material atau kehormatan, hanya sekedar memberitahu saja. Apakah salah ketika kita melakukan hal yang kita inginkan yang kadang tidak sesuai dengan aturan yang ada? Ada waktu di mana kita harus mengenakan yang demikian, namun tidak sesuai. Apa terlalu banyak ngenyang? Ketika aku ada di posisi ini, aku hanya menyalahkan orang lain yang sudah sesuai dengan ala kadarnya namun mengenakan yang membentuk lekuk. Sedangkan aku malah sama sekali tidak menunjukkan apapun malah memperjelek diri. Hanya waktu tertentu mempercantik karena suatu urusan mendesak. 

Kata orang kita tidak bisa menerima apa adanya seseorang dan tidak ada seorang pun mau kalau kita apa adanya. Aku mau lebih dan dia pun mau lebih, tidak apa adanya,semua butuh kemajuan dalam diri sendiri termasuk memperindah diri, yang bukan ala kadarnya. Sekarang, yang jadi panutan tetap tidak bisa jadi panutan karena kondisi latar belakang, kegiatan, keahlian yang berbeda-beda. Ada tipikal yang belajar giat ada yang orang lapangan. Apakah aku salah aku memilih bekerja di depan layar daripada di belakang layar?

Kadang merasa dipecundangi oleh peraturan yang aku sendiri tidak bisa melakukannya dan menaatinya. Merasa gagal dan lebih baik seperti dulu namun tetap berbuat baik toh bedanya apa berpakaian ini dengan berpakaian itu? kegiatannya tidak ada yang berubah tetap menjadi Herwin yang merepotkan dan menjengkelkan.

Galau #patah hati mode on
Kalau udah liat bu Woro, malah Galau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa pendapatmu atas tulisa saya di atas?