MENU

MENU : TERAS I MESSENGER OF PEACE I CURHATAN HATI I SASTRA & CERITA I PENGALAMAN HIDUP I IDE DAN TIPS I PRAMUKA I TENTANG TEGAL I


Instagram Instagram

Minggu, 14 April 2013

Sekedar Bertanya dalam Menahan Sendu Air Mata

Jujur, ketika menulis ini, saya menahan air mata saya. Tenggorokan saya merasa tertahan sesuatu. Ingin menangis, tapi sudah malam takut menganggu orang tidur. 

Saya hanya ingin bertanya, kenapa orang bisa bertahan dengan keadaan yang seperti ini? Keadaan di mana dia hanya babu dari sistem, di mana dia harus diam walau dia ingin membeli permen? Diam tak bisa bergerak walau menangis meraung-raung untuk meminta permen. 

Bagaimana orang bisa bertahan dengan keadaan lemah dan diperdaya keadaan. Bagaimana orang hanya diam akan impian mereka. Bagaimana dia bisa hidup tapi dengan kata demi seseorang. Bagaimana dia bisa bertahan dari sistem yang mengekang kesempatan mereka berbicara. Bagaimana dia bisa bertahan disini, walau mimpi mereka jauh bukan di tempat ini. 

#Bener-bener stress sampai ke bawa sakit. 

Kok bisa ya mereka hidup tanpa ada mimpi, tanpa ada harapan, tanpa ada semangat. Mereka bagaikan mumi yang dapat bergerak tapi tak mampu mencipta. Mereka mesin yang cuma jadi beban negara. Mereka cuma seonggok kayu gosong yang tidak bisa mencipatkan bara lagi karena basah. Mereka hanya sebongkah daging segar yang siap jadi makanan anjing. Mereka hanya sebongkah intan yang punya warna tapi tidak ada cahaya untuk membuatnya bersinar. Mereka hanya sebuah foto indah yang dipajang dengan senyum palsu.

Heran bagaimana mereka bisa bertahan hidup hanya untuk menjadi pekerja bergaji tinggi, tetapi mereka tidak Ikhlas.

mengapa aku tidak bisa berpikiran seperti mereka. Berpikiran tenang dan mengalir apa adanya. Mengapa hanya aku sendiri yang merasa jadi orang gila di sini. Mengapa aku merasa aku jadi orang paling bodoh dalam satu kampus. Mengapa tidak ada yang mengerti. Aku sudah berusaha selama tiga tahun, tetapi seperti inilah. 

#Ya Allah, aku perlu pencerahan, kenapa aku bisa ngomong kayak gini. Ampuni aku Y Allah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa pendapatmu atas tulisa saya di atas?