Ini nih, mungkin untuk yang ke sekian kalinya nekat menerajang hujan di kala hujan turun dengan deras.
Seperti biasa, saya mengajar di daerah Permatan Hijau, dari Pasar Kebayoran Lama belok kiri dan lurus terus. Sebetulnya rumah murid bisa dicapai 30 menit, tetapi saya agak trauma dengan jalan yang agak menanjak dan tidak rata karena pernah jatuh, saya memperlambat jalan. Akhirnya waktu tempuh saya menuju Permata Hijau 45 menit. Itu dengan kecepatan standar 40 km/jam. Sangat aturan bukan?
Setelah salat Magrib di Musola dekat rumah murid, saya melaju dengan cukup lambat saat pulang, karena tiba-tiba hujan gerimis. Dekat Pasar Kebayoran Lama, kok tambah deras? Lalu ke arah Cipulir terang. Masuk Ulujami, kacamata mulai berkabut. Hujan semakin deras dan saya tidak berhenti untuk mengenakan jas hujan. Menurut saya sudah kepalang tanggung. Saya sudah basah kuyup. Dengan tetap memakai masker, saya bernapas. Namun, udara yang dikeluarkan membuat kacamata saya berembun. Laju kendaraan motor saya saya perlambat karena hampir berkabut pandangan mata saya.
Menuju arah kampus, masih saja hujan deras. Akhirnya sampai di Student Center STAN, saya kedinginan dan memutuskan kembali ke kos saja. Saya mandi dan ganti baju lalu kembali ke Student Center untuk latihan menari. Saya berusaha untuk berlatih dengan baik walau kondisi saya sepertinya agak tidak menolerir. Dari pukul setengah tujuh pagi saya sudah mulai mengerjakan tugas kuliah. Jam setengah sepuluh selasai dan pergi memesan plakat. Saya pergi ke kampus untuk mencoba donor darah. Ternyata Hb saya masih saja rendah, sudah dua kali dalam enam bulan saya ditolak untuk berdonor. Tetapi tidak mengapa, untungnya tekanan darah saya masih normal.
Setelah itu saya ke Sekre, dan saya hampir emosi di tempat. Bayangkan saya sudah memesan surat keterangan untuk Visit COmpany ke PT CIMORY dari tanggal 12 April, sampai sekarang tidak ada selembar pun yang dibuat. Ketua kelas saya memang agak error atau saya yang kurang jelas menjelaskan kepadanya. Saya pulang ke kos mengetik dan mengedit surat. Saya mencetak dan segera menyerahkan surat buatan saya sendiri kepada petugas. Saya benar-benar marah dan tidak kuasa ingin menendang segala sesuatu yang ada di bawah kaki saya.
Kembali ke kos dan tetap saja yang harus dikerjakan, yaitu membuat proposal untuk dikirim ke PT CIMORY. Jadi, kami harus membuat surat pengajuan kunjungan, kalau diperbolehkan perusahaan baru kami ke sana. Tentu itu belum ada kepastian, apalagi harus menunggu surat tugas dari Sekre yang tidak kunjung jadi. Siapa yang tidak marah coba.
Istirahat setengah jam, lalu bersiap untuk latihan tarian Jawa. Jam setengah empat sore, saya berangkat untuk mengajar di daerah Permata Hijau.
Hal yang harus saya pikirkan adalah pada hari MInggu, 21 April, saya harus menarikan tarian Riau di pagi hari dan dua tarian Jawa pada malam hari. Saya harus menghapal tiga tarian untuk satu hari penampilan. Tari Riau masih belum rapi. Tarian Jawa yang satu lupa dan yang satu belum dipelajari. Kapan saya punya waktu?
Sekian keluh kesah saya hari ini. Semoga menyenangkan:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa pendapatmu atas tulisa saya di atas?