Siapa yang tidak menyangka bahwa bakal
ke luar negeri di umur yang dihitung masih muda, yaitu di umur 21 tahun
lebih 11 bulan alias 22 tahun kurang sebulan. Apapun itu intinya
terhitung masih muda bisa menginjakkan kaki di negeri orang. Itu artinya
bahwa Allah itu Maha Kuasa, mengapa? karena Allah sudah mengizinkan
saya menginjakkan negara yang pepatah Arab(hadist atau pepatah ya?)
untuk menimba ilmu sampai ke sana, ya China atau sekarang lebih populer
dengan nama Tiongkok. Ya, walau terhitung itu sebuah keberuntungan atau
un usaha keras saya untuk sampai ke sana yang jelas bahwa saya telah
bermimpi untuk ke negeri itu sejak saat saya kecil dan sejak saya tahu
bahwa ada negara lain selain Indonesia. Alasan yang paliig logik adalah
saya suka dengan film yang diperankan oleh Jetli.
Sekarang
waktu yang tepat untuk menceritakan kepada khalayak ramai tentang
pengalaman hidup saya pergi ke salah satu warisan dunia, yaitu Tembok
Besar China. Sebenanrnya saya mengikuti Global Leadership Summer Camp
2014 di SIAS International University dari tanggal 6 Juli sampai dengan
24 Juli 2014, yaitu saat musim panas di Tiongkok. Untuk detail kegiatan
pembelajaran selama Summer School akan saya ceritakan nanti karena
sekarang saya akan menceritkan tentang 3 hari terkahir saya di sana,
yaitu dimulai tanggal 24 sd. 28 Juli 2014. Ingat ya, tanggal tersebut
adalah waktunya berpuasa yaitu tepat pada bulan Ramadhan.
24
Juli adalah hari di mana saya menangis tersendu-sendu meninggalkan
teman-teman di sana, teman baru yang sangat menginspirasi saya bahwa
saya mampu berjuang ke depannya. Saya dan Mba Ayu menangis berdua di
atas bus berwarna kuning yang biasa kami pakai untuk touring ke
perusahaan-perusahaan ternama di kota kami, yaitu Xinjeng, Zhengzhou,
Henan Province. Kami bersepuluh orang kira-kira pergi menuju stasiun
besar yang jaraknya cukup jauh dari asrama kami. Hal yang paling tidak
bisa dilupakan adalah Mba Ayu melupakan kopernya yang seharusnya dia
bawa ke dalam bus. Haha. Saya sebenarnya ingin memarahinya, tetapi orang
panik tidak mungkin ditambahi masalahnya. Hehe. Saya hanya berkata,
nanti pinjam baju saya saja ya Mbak. Haha. Baju saya memang ukuran besar
beberapa sehingga pas untuk Mba Ayu. Koper dia akan dikirim melalui pos
dari Xinzeng ke Beijing. Yups, betul kami dari staisun menuju ke
Beijing.
Stasiun
nya cukup besar, malah bisa dibilang sangat besar, seperti bandar di
Soekarno Hatta satu terminal, hehe. kami harus naeik eskalator beberapa
untuk menuju kereta atau biasa disebut dengan fast train, sayangnya saya
tidak membawa gambar kereta tersebut, bentuknya mirip dengan kereta
Sinkatsen milik Jepang dengan monocng di gerbong depan. Kami berperlukan
satu sama lain bersama teman-teman SIAS dan melepas segala rindu di
stasiun besar ini.
Wow,
koper saya besar saudar-saudara dan tidak masuk bagasi, hanya dibawa
masuk ke gerbong 9 lalu menaruhnya di belakang kursi kami. Saya, mbak
Ayu, Gift, Staw, dan Caroline duduk bersama dalam satu gerbang dan satu
deret kursi. Kalau tidak salah hrga tiket kereta satu orang jika
dirupiahkan mencapai 600.000 lho, sekitar 300 an Yuan kala itu. Wajar
saja karena kereta melaju dengan kecepatan rat-ratA 295 km/ jam. Walau
belum mencapai 300 km/jam seperti kereta Jepang, setidaknya saya sudah
pernah menaiki kereta cepat. Haha. hanya 3 jam waktu yang kami tempuh
untuk sampai ke stasiun besar Beijing. Tentunya, saya mengobrol dan
tidur di dalam kereta bersam teman-teman lainnya.
LUAS,
RAMAI itulah kata yang tepat untuk stasiun di Beijing ini. walau ramai
namun tidak kotor di dalamnya.Saya membutuhkan waktu yang lama untuk
mencapai pintu keluar di Stasiun ini, harus menuruni eskalator dua atau
tiga ditambah lagi koper saya super besar. Wkk. Kami dijemput oleh
Daniel atau Han di luar stasiun. Kami dibawa oleh mobil bersama guide
tour kami, namanya LUPA. hehe.
Lelah
tetapi menyenangkan kami sampai di hotel. Waktunya
berbukaaaaaaaaaaaaa.. Kami makan malam di salah satu rumah makan yang
kurang lebih mahal menurut kami, haha dan kurang enak setidakan tidak
lebih enak dari restoran tahu di depan kampus. Setidaknya kebersamaan
itulah yang membuat kami terus melahap dengan rakus makanan karena kami
sangat benar-benar lapar di sini.
THE GREAT WALL
Keesokan harinya, kami berangkat menuju The Great Wall. Saya mencapai
sekitar empat menara di sana. Mbak Ayu saj sampai harus berbuka kArena
suhu yang sangat tidak mendukung kala itu. Sunagat Panas. Bersama teman
kulit hitam kami dari Amerika, kami bersemangat, tetpai dia tetpa
mendaki sampai menara ke dua belas. WOW.
Saya
membeli oleh oleh untuk dosen saya hiasan meja berukir Tembok Besar
China lumayan banyak dan endingnya saya kurang banyak belinya, haha
sehingga tidak semua bisa dapat. Haha. Tidak apa-apalah. Haha. Zaman
dahulu kala belum ada yang namanya handphone shingga kalau ingin
mengirimkan berita melalui menara menara yang berisi kau dan minyak (duh
ngebayangin film Lord of The Ring deh jadinya) ya intinya untuk
mengirim tanda melalui api di menara. Panjangnya The Great Wall
mengelilingi China dan dirikan mulai zaman Dinasti paling pertama di
China yang ingin menyampaikan kepada dunia bahwa CHina ini sangat luas
dan berkuasa kala itu. walau sempat runtuh tetapi dibangun kembali pada
dinasti sleanjutnya. Pemandangan pegunungan di sekitarnya sangat hijau
dan berhutan-hutan, sebenarnya sangat sejuk jika berad di hutan tetapi
kalau sudah di temboknya jelas PUANAS. hati-hati dengan barang-barang
yang dijual, harganya sangat mahal dan kalian harus pandai untuk menego
harganya, kalau kalian jika tidak mau, jangan meliriknya, karena kalian
kan dikerja ke manapun sampai kamu membelinya, makanya hati-hati ya.
Hehe. Sadar diri aja kalau duit di saku gak setebel para koruptor deh.
Hehe.
BIRD NEST STADIUM
Makan
siang deh, tetapi kami tidak ikut makan siang karena kami yang Muslim
berpuasa. kami menunggu saja di dalam mobil, kemudian perjalanan kami
lanjutkan ke Bird Nest Stadium, Stadium yang sengaja dibuat oleh para
pemimpin China utuk menyambut Olimpiade 2008 kala itu, salah satu even
olaharga terbesar di dunia. CHina patut bangga karena di dalam stadium
berisi peralatan dan lapangan olahraga yang sangatr lengkap dan besar.
Di halaman depan banyak para pedagang yang menjual assesoris olimpiade.
Satu lagi kan ikon dunia yang pernah saya kunjungi.
TEA HOUSE
Sore
harinya kami pergi ke Teas House, Kami diajarkan bagaimana menyeduh teh
ala China. hati-hati lho orang China tidak pernah mengakui bahwa
Jepanglah yang ahli mengolah atau menyeduh teh tetapi Jepang meniru
China. haha. banyak sekali jenis teh di sana, harganya per bungkus
300.000. Saya beli satu bungkusa saja rasa teh.Haha. entah apa yang saya
beli sampai sekarang ibu tidak pernah memukanya. Teh Hitam, Teh Leci,
Teh Bunga, Teh Ulong apa yang namanya. Jadi tehnya pekat dan manis. ini
teh ya bukan bunga melati. Bedaaa.
ROASTED DUCK RESTAURANT
Ininih
makanan yang direkomendasikan orang-orang yaitu Bebek Panggang beserta
teman-temannya. Yuhu.... Pokoknya enak sekal, ada tata cara makan yang
luamyan ribet untuk makan daging ini. Daging bebek disuir suir lalu
dimasukkan kaya lemara martabak gitu tditambah sayur dan bawang lalu di
makan pakai sumpit. yaelah. Saya sudah cukup tinggal lep-lep saja dan
kenyang. Haha...
Solat
di negeri orang sebarnya sangat menyulitkan karena tempat yang
disediakan sangat minim, saya sendiri sering mengqodo solat saya karena
tidak ada musla masjid atau sejenisnya. Tepai pengalaman hari ini sudah
cukup ya. Akan saya ceritakan pengalaman hari kedua besok. Bye.
John, Eev, Daniel, Caroline, Ayu, and Me |
Ngeksis |
HErwin is in the Great Wall |
Andaikan aku tulis cintaku aku di gembok itu |
Pemandangan di sekitar Great Wall, andai saja saya datang pada musim salju, WUIDIH |
Ya geto deh, di gedung Olahraga Bird Nest Staidum, China |
Ikon saat di depanStadium, Olimpiade 2008 CUY |
Di Tea House |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa pendapatmu atas tulisa saya di atas?