Sebenarnya tidak ada hal yang baru
tentang diriku di senja jingga ini di sudut taman di bawah rerindangan
pohon ini. Rasanya seperti de javu bahwa aku kembali ke masa lalu dengan
rutinitas yang tidak pernah berhenti. Namun kali ini lebih santai entah
karena aku yang berbeda atau orang yang di sekitar yang berbeda. Ya,
semua berbeda namun aku tetap menjadi Herwin yang ceria dan terus
mengerjakan sesuatu dengan grusa grusu dan cekat ceket sepert biasanya.
Entah orang lain yang tidak mampu mengejar aku atau aku yang tidak suka
terlalu lama berpikir panjang. Aku sendiri tidak tahu tetapi setidaknya
di sini aku dipercaya.
Sebenarnya
aku tidak percaya apakah mereka percaya padaku karena ilmu yang aku
miliki atau kedewasan yang aku capai saat ini. Aku sendiri tidak tahu
tetapi satu hal yang aku yakini bahwa mereka percaya padaku. Kepercayaan
ini yang akan aku pegang selalu selama aku menghirup napas ini. Ada hal
yang sebenarnya ingin aku lakukan seperti yang teman-temanku lakukan di
sana yaitu mendirikan desa binaan. Binaan apa saja, taman baca,
pengumpulan buku-buku cerita, sekolah hijau, taman bermain, atau hanya
desa yang diisi dengan pengajian anak-anak. Sayangnya aku tidak ada
kuasa di sini banyak hal yang ingin aku lakukan di sini namun rasanya
aku belum mendapatkan kembali rasa percaya diri itu
Aku
ingin menggaet teman-teman yang percaya padaku untuk melakukan hal
serupa dengan ada yang di otakku saat ini. Kekuranganku tentu masih
banyak, tidak tahu meda mana yang harus dijadikan desa binaan, belum
sepenuhnya mendapat kepercayaan orang di sekitarku, dan aku sendiri
masih pengecut untuk mengutarakan pendapat. Setidaknya hal yang aku bisa
lakukan saat ini ialah aku masih mengekor pada teman-teman yang tahu
medan. Yang aku hanya bisa berikan adalah waktu dan tenaga, tentu
pikiran.
Tuhan,
berikan aku kesempatan ini sehingga aku mampu meninggalakan dunia
idealisku hari ini menuju gerbang kedustaan yang sebenarnya. Aku ingin
lebih mengenal mereka dan diriku sendiri. Apakah aku benar orang yang
baik atau orang yang mudah diperalat. Tuhan, aku mohon kepadamu berikan
kesempatan itu. Aku tahu kepercayaan yang akan membangkitkan diriku
kembali tetapi sangat sulit bagiku untuk kembali bangkit dan tersenyum
lebar hari ini. Kekacauan pikiran tetap melanda hati ini.
Tuhan,
aku sungguh bimbang Tuhan. Berikan aku kesempatan untuk menuliskan kata
hatiku ini dn terus tersampaikan kepada Engkau karena yang aku yakini
satu bahwa Engkaulah lebih dari cukup untuk menolongku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa pendapatmu atas tulisa saya di atas?