MENU

MENU : TERAS I MESSENGER OF PEACE I CURHATAN HATI I SASTRA & CERITA I PENGALAMAN HIDUP I IDE DAN TIPS I PRAMUKA I TENTANG TEGAL I


Instagram Instagram

Kamis, 24 Oktober 2013

Loncer dari Kiri ke Kanan

Herwin Kurniawati,
Nama itu dipanggil. Kaki maju melangkah dengan bangga. Bibir mencoba untuk mengukir senyum di wajah. Gigi putihnya terlihat sedikit menemani senyum merahnya. 
Perasaan yang coba dibangun, yaitu Kebanggan. Tali sebelah kiri digerakkan ke arah kanan. Penerimaan tabung ungu di tangan kanan. Terdengar di telinganya, "terus belajar, ya". Entah hanya telinganya saja yang salah atau memang senat di depan memberikan pesan demikian. Sebenarnya dia masih memikirkan apa yang dia dengar kemarin. Riuh rendah suara meredam pesan itu. Lalu berjalan ke arah para hadirin semua dan senyumnya bertambah lebar. Membangun kebanggaan atas diri. Kembali duduk dan tersenyum ke arah kawan berjubah hitam di sebelahnya.

Minggu, 20 Oktober 2013

Menjadi Bangsa yang Terbaik

Mengayuh sepedaa tuamu tanpa lelah
Keringat mengucur deras dari dahi tidak kau hiraukan

Cuplikan puisi di atas bercerita tentang perjuangan guru atau pendidik demi memperjuangkan kecerdasan. Kalau melihat itulah salah satu tujuan dibentuknya negara (Indonesia), yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satunya lewat guru atau pendidik. Saya tidak akan bercerita tentang pendidik yang materialistis, karena saya percaya bahwa tidak ada pendidik yang materialistis. Pendidik akan selalu membuat dirinya lebih baik agar dapat dilihat dan ditiru oleh para anak didiknya, salah satu guru (read: lecturer) saya. 

Terlepas dari ada tidaknya gaji yang didapat beliau, beliau (tanpa sebut nama) meluangkan waktu padat beliau demi membimbinga anak didiknya dalam ikut suatu kompetisi penelitian ilmiah. Waktu minggu pun beliau sempatkan. Walau beliau terkesan marah dan terlalu membuat  down  anak didiknya, beliau tetap memberikan solusi. Mungkin saya tidak bisa bilang marah atau mengunderestimate  anak didik. Beliau hanya 'terlalu' tegas atau tegas, entah dari ketepatan waktu datang, susunan format penulisan, mencetak hasil tulisan kami, membaca dengan cermat aturan yang seharusnya ada, dan lain-lain terkait proses belajar.

Jumat, 18 Oktober 2013

Acara "Ceremonial" yang Tertunda

OK Guys,bayak terjadi tragedi, intrik, dan taktik yang muncul dari beberapa golongan orang. Ketika ada berita yang sudah difixkan dan disiapkan dengan segala rupa. Endingnya, ternyat diundur atau gagal, gue cuma bilang, "Emmm, apa yang kudu gue bilang?"

Ini dari sudut pandang gue aja tanpa memandang kebenaran atau tidaknya sudut pandang saya. Namanya juga hanya pendapat, walau harusnya pendapat itu harus berdasarkan fakta. Kenyataannya, si sumber saja tidak dapat memberitahukan keadaan yang sebenarnya, maka muncul terkaan, perkiraan, dan asumsi yang tidak tahu mana yang benar. So, do not trust this!