MENU

MENU : TERAS I MESSENGER OF PEACE I CURHATAN HATI I SASTRA & CERITA I PENGALAMAN HIDUP I IDE DAN TIPS I PRAMUKA I TENTANG TEGAL I


Instagram Instagram

Rabu, 20 Maret 2013

Crowded

This should be a long time since my last posting, right. I forget about my last written at all. Just wait the idea streams slowly from my brain to my finger then I can write everything in my head to this blog. It is not a good time to write down anything here, because the time is so crowded, the next day, in the evening I should have arrived in station where my train will wait me (hehe). And beside me there are a lot of things must be neat, such as clothes, kebaya, etc. until I can not mention one by one. A mess room influences me, how mess I am. The books, the papers, the shirts, the rubbish, the plastics, all of them can not be touched now. I am afraid if they will be angry. Actually, no. I just still feel tired because some thinking and stressing. Now, I must relax and try to be patien. Oh My God. Please give a time to rest.

Ok, direct to the point I wanna tell you. All steps have been done by me getting permission from campus not following the mid test. One  month I tried, then success man! Asking permission to lecture is a must. From my international tax, Bahasa, and Business Process. The last lecture maybe tomorrow. And the incredible answer from one of my lecture said, that Oh, I appreciate the people who had joined an activity, so I'll give you oral test. Haha, Actuallya my heart was blowing, wushh, flying and keep smiling on the way. But, then I thinking again, Can I? Haha, I do not want to think about it now.

Now I just think about my preparation going to International Scout Peace Camp in Jakarta. Convincing myself that I have learnt about the knowledge of world condition, (Ommo About Suriah, the hottest news now), world heritage, Culture and the difference, and World Peace Effort. Reading newspaper, the booklet, the magazine, the site. But one that I havent done, it is learning dances, I confuse which dance I must perform, There are many the dance I ever tried, but the music, No.
Ok see tomorrow.

Hoam, I stop first, I am sleepy now, just keep sparkling.
Dont ever resemble your self to other, Only believe on you!

Kamis, 14 Maret 2013

Biarkan Saya Memilih

Ketika kita dihadapkan pada pilihan hidup yang sulit, jawaban mereka adalah jika ada dua pilihan sulit maka pilihlah. Sebenarnya kita tidak diminta untuk memilih yang benar dan mana yang salah, yang kita harus lakukan adalah kita harus memilih. Memilih. Jika ada dua hal yang penting, mana yang dipilih, pilihlah yang penting. Ya, kedua hal itu penting. Lalu kita bingung mana yang kita akan pilih. Jawabannya hanya pilih salah satu. 

Mungkin ada konsekuensi yang bakal kita hadapi nantinya, karena kedua pilihan itu memiliki risiko masing masing. Lalu mengapa kita harus memilih. Pribadi saya cenderung mengambil jalan yang jarang dilewati orang kebanyakan, menganggap saya bodoh dan asal. Biarkan saya memilih dengan bebas. Saya tahu jelas risiko yang saya hadapi. Saya tahu saya bakal terpuruk karena pilihan saya, tetapi sya harus tetap menjalani hidup ini bukan. Entah yang dipilih pilihan A atau pilihan B. 

Biarkan saya memilih dan diberi kesempatan. Kepada orang di sekitar saya, mungkin saya orang aneh dari kebanyakan orang. Orang yang cenderung suka melawan dan mencari masalah. Itulah saya, saya sudah bosan dengan kehidupan yang berjalan bagaikan daun di atas air sungai, berjalan mengikuti aliran air. Saya bukan sebuah daun talas yang mau menuruti arus air yang mau dibawa ke mana saja. Saya adalah seekor katak yang mencoba menyeberangi sungai melewati batuan di sungai yang kadang sempat tenggelam terbawa arus sungai tetapi tetap tidak mau mengikuti arus sungai, berjuang berenang sekuat tenaga untuk mencapai tepian sungai, Tidak seperti daun talas yang tidak pasti kapan akan menepi, hanya keberuntungan yang dia miliki, beda dengan katak yang akan semakin kuat ketika dia sempat tenggelam dan berusah berenang menuju tepian.

Biarkan saya memilih sang Dewi, biarkan saya memilih jalan ini. Ketika akhirnya ini jalan yang salah, saya harus terima akibat dan risiko. Saya berjanji tidak akan menyalahkan sang Dewi atas pilihan saya. Saya rela mati dengan berenang ke tepian ketika saya tenggelam. Saya berani meluncur ke air sungai yang sangat dingin hanya untuk sampai ke tepian. Biarkan saya memilih dan melakukan itu.

Hidup itu pilihan. Semua sudah ada yang mengatur, tetapi kita yang menjalaninya. Kita diberi pilihan untuk tetap diam atau bergerak,

Biarkan saya memilih, Dewi.


Hidup Harus Gigih

Hidup harus gigih

Itulah kalimat kunci yang aku tanamkan kuat kuat dalam pikiran dan hatiku. Hidup harus gigih dan terus bersemangat. Kita diberi kehidupan bagaikan kapal, memang tenang jika sudah berlabuh di pelabuhan tetapi bukan itulah tujuan kapal dibangun. Kita bagai kapal di atas laut yang ganas. Laut memberikan jalan kepada kita untuk berjalan, kadang berombak kecil kadang pula berombak besar. Ombak kecil kadang kita membuat kita lengah dan tidak memperhatikan hal sekitar bahwa saat kecil itulah ombak besar akan segera datang layaknya tsunami. Laut tenang kemudia ternyata menghanyutkan semua benda di daratan.

Hidup harus gigih dan berani mencoba. Layaknya seekor kupu kupu yang mencari nektar di sebuah bunga, kadang ada bunga yang penuh dengan nektar ada pula yang jarang. Bagaimana kupu kupu bisa tahu kalau bunga itu penuh nektar kalau mereka tidak pernah terbang dan hinggap pada bunga-bunga tersebut. Namun, mereka tidak akan tinggal di satu bunga karena kapasitas nektar akan semakin sedikit, mereka harus mencari bunga lainnya. Itulah kehidupan ketika kita tidak memiliki hal yang kita butuhkan, kupu-kupu akan mencari terus bunga yang lainnya. Kupu -kupu akan diam dan tenang saat mendapatkan nektar untuk makanannya, tetapi dia tidak akan berdiam diri di bunga itu saja.

Hidup harus gigih dan tekun. Layaknya pisau, yang memang akan tenang dan tetap bersih jika tidak dipakai, tetapi bukan itu tujuan pisau dibuat. Ketika dipakai dan diasah kembali maka dia semakin tajam dan kuat memotong benda di hadapannya. Kehidupan kita layaknya sebuah pisau, harus terus diasah agar kita semakin tajam dan kuat mengarungi kehidupan. Saat pisau membelah kayu yang besar bagaikan kita mencoba untuk menghadapi masalah. Semakin kuat kita mengayunkan pisau kita, maka lama kelamaan kayu itu terbelah. Demikian saat semakin kuat kita mengayunkan tenaga dan pikiran kita untuk menghadapi masalah maka lama kelamaan kita dapat mengatasi masalah tersebut.

Hidup harus gigih, tekun, dan kuat. Bagaikan awan sebagai kumpulan air di langit. Ketika awan tetap di langit memang menghalangi teriknya matahari, terlihat teduh. Tetapi bukan itu tujuan awan dibuat. Air turun dari langit melalui awan. Hujan turun membasahi alam sejagat raya untuk membuat alam lebih teduh dan subur daripada harus tetap berada di langit. Itulah manusia. Diam dan pasrah memang akan membuat damai, tetapi ketika bergerak dan bekerja maka akan terlihat lebih manfaat yang akan diberikan kepada manusia dan lingkungannya.

Hidup harus tekun dan kuat. Bagaikan udara di atmosfer bumi. Memang udara ketika diam memberikan kehidupan kepada manusia, namun ketika dia bergerak, dia membantu menyebarkan benih tanaman ke tempat lain, menerbangkan layang-layang, memutar kincir angin, dan menyejukkan hati manusia yang gundah. Layaknya manusia yang tetap bergerak dan tetap gigih menggerakkan tangan, kaki, pikiran, dan hatinya untuk dirinya sendiri. Langsung atau tidak langsung manfaat gerakan tangan kita membantu teman kita yang jatuh dari sepeda, gerakan kaki kita untuk mengejar mimpi kita, gerakan hati kita untuk mempertahankan martabat manusia.

Hidup harus gigih, tekun, bersemangat, dan kuat.

Herwin Kurniawati
di kala sendu

Rabu, 13 Maret 2013

Nol kecil ke Nol besar

aku gak pengin jadi nollllllllllllll
tapi aku nol besar
dulu nol kecil
sekarang nol besar
kapan mau menuju angka satu

ketika menjadi nol lah
kita diuji
apakah kita kan bangkit menjadi satu
atau akan tetap menjadi nol

Di sini kita kan diuji kalau kita tetap mampu menghadapi rintangan dunia

NOT BECOME ZERO AGAIN

I DONT WANT TO BE A ZERO AGAIN
I WANNA BUILD THE TOWN MYSELF
I WANNA BUILD MY KINGDOM WITH MY HAND 
I WANNA BUILD LUX PALACE WITH MY BLOOD

aKU BISA!!!!!!!

HANYA SEKALI

HANYA SEKALI AKU JATUH DAN SULIT UNTUK BANGUN KEMBALI
HANYA SEKALI AKU TERBARING LEMAH TAK BERDAYA KARENA PILIHAN HIDUP
CUKUP SEKALI AKU MENYAKITI DIRI SENDIRI
CUKUP SEKALI AKU MENURUTI KEINGINAN YANG HANYA KEINGINAN UNTUK KEBAHAGIAAN MEREKA SENDIRI
PADAHAL HATI SANG ANAK MENDERITA

SUDAH KUTURUTI SEMUANYA
HASILNYA ADALAH
AKU TIDAK BAHAGIA
DAN BAKATKU TERPENDAM JAUH KE DASAR PALUNG TERDALAM DI DUNIA

SEKARANG WAKTUNYA

CUKUP SEKALI
DAN TIDAK AKAN AKU ULANGI KEBURUKAN DI MASA LALU

WALAU AKHIRNYA AKU HARUS MATI DI TENGAH PERTEMPURAN

SEKALI IYA TETAP IYA
SEKALI TIDAK TETAP TIDAK

HANYA TUHAN DAN HATI YANG DAPAT MENGHALANGI
HANYA TANGA  DAN KAKI MILIK TUHAN YANG MENGHENTIKAN
HANYA PIKIRAN ANUGRAH TUHAN INI YANG MENGHALANG

TUHAN SAYANG KEPADAKU
MAKA DIBERIKANLAH KESEMPATAN UNTUK MAJU
DAN TERUS PERCAYA
KALAU KITA BISA

CUKUP SEKALI AKU KECEWA
CUKUP SEKALI DAN TIDAK AKU AKU ULANGI LAGI

JANGAN COBA HALANGI AKU  LAGI

MENDING HARUS MATI DI SINI DARIPADA HARUS BERHENTI

TUHAN TEMANILAH AKU

:)

Cukup Sekali

Cukup sekali burung sakit karena sayapnya yang patah
tinggal sebelah
terbang terseok seok di angkasa indah
gemuruh kicau burung lainnya mengangkasa
seperti gembira menyambut luasnya langit serah
padahal mereka hanya berkicau dalam langit yang muram

Cukup sekali harimau sakit karena kakinya patah
diterkam singa berebut mangsa
kaki yang patah berjalan terseok seok pelan
hanya untuk berlindung dari kejaran singa lainnya

Cukup sekali aku hanya berkaca pada orang lain
sedangkan diri tidak pernah berkaca
akhirnya kaki terseok seok di daratan sendiri
Cukup sekali aku mendusta pada hati sendiri
karena takut tidak berbakti
Cukup sekali hanya tersenyum karena ingin dipuja orang
Cukup sekali
Manusia gagal pun akan lebih baik daripada orang yang takut akan gagal
karena setidaknya dia menjadi diri sendiri

Aku tahu
inilah yang dinamakan menjadi diri sendiri
ketika percaya diri muncul
semangat membara
membakar hati kehidupan orang lain
Ketika hati harus terombang ambing karena bingung
tetapkan hati
percaya kalau Tuhan itulah cukup menjadi temanmu

Bismillah

Tuhan Mahaadil
percaya saja kalau berusaha pasti ada hasil


Senin, 11 Maret 2013

Sisi lain

Kadang merasakan kesedihan yang amat mendalam ketika kita hanya dilihat dalam satu sisi saja.
Padahal ada sisi di mana kita ingin menunjukkannya kalau kita itu bisa dan mampu, tapi kadang pula kita merasa takut dianggap sombong dan sok tahu. Inilah yang sedang aku rasakan. Orang hanya melihat sisi yang aku tonjolkan. Padahal ini aku lakukan agar tahu respon orang lain ketika melihat sisi lain dari diri seseorang, ada yang menerima dan ada yang menolak

Sisi lain

Kadang merasakan kesedihan yang amat mendalam ketika kita hanya dilihat dalam satu sisi saja.
Padahal ada sisi di mana kita ingin menunjukkannya kalau kita itu bisa dan mampu, tapi kadang pula kita merasa takut dianggap sombong dan sok tahu. Inilah yang sedang aku rasakan. Orang hanya melihat sisi yang aku tonjolkan. Padahal ini aku lakukan agar tahu respon orang lain ketika melihat sisi lain dari diri seseorang, ada yang menerima dan ada yang menolak

Kamis, 07 Maret 2013

Versi Tergalau Sepanjang Hidup

Sometime we feel we comfort to stay this place. We want to move from this chair. We can sleep all night well. We can enjoy the melody. We just sit and waiting the food and drink comes to us. It no need to walk even run. Useless. You'll get fast or slowly,but it will come.

I am not the kind of that people who can be calm sit or sleep on that chair. It feels that the chair is not for me. But I had chosen that chair and we can not choose other one. I should I get that chair with hard way and tough fighting. I am not the kind of people only enjoying the food and drink available on my table. I am not the kind of people who like staying at comfort zone in an area. 

Sometimes I feel, nothing support me to get this way. I am alone. I think I am the strange people in  surrounding  normal people. Not my mom, my near room friend, my bike friend, my college, they are very difficult to give me the way. I do not why? I am the strange one? I am the different one? Who will break the rule of this college. I just follow the procedure. 

Why am I here?

But I try to make my heart harder. My world support me, take care of me, maintain me. They love me. And my best friend encourage me

Senin, 04 Maret 2013

I Hope Give That Way

I just wanna share to you about my beautiful road full of rocky stone in this two months. It is not important for you but it is very important to me. This is the story...


I met my friend when I came back to Tegal on holiday. He asked me to try follow the selection for International Camp that will be held in Cibubur Jakarta. It is not important where will the event will be held, but the tittle of this event make me thinking again to follow. Just go to Semarang at February of 17th.

Just for selection in Semarang, it was hard for me, becuase some trouble I faced. From I hadnt gotten ticket to come back from Semarang to Jakarta, the legal letter from my regency hadnt finished yet,  my mom angry to me because not told before when I went home, and the bis problem was  curiosity of myself. I was very curious because, I always never got support from my family to explore my self, include mu mom, because she very very loved me, and pushes me to do nothing, just walk safely. Oh Mamy, I am not the kind of people. I am an attractive girl who different from other girls maybe.  If I told all everything I have done in Senior High School, you will not believe. But of course I never tell you.

But, I convince my self, that I can.
Before I went to Semarang, I have consulted in my school first, may I asked permission not to follow examination. Guess what, I must came back to Jakarta on Thursday night, in order  I could ask it on Friday morning. Ought to!


Going to Semarang, Friday morning I went to Tegal, Saturday prepared all the paper and change online ticket, in Sunday morning at 4 o'clock I went to Semarang by train. At 7 p.m I came back to Jakarta. At 6 a.m I had just come in to my room in Jakarta. It doesnt matter for me. I liked traveling.

But the fired meteor come to my life, I was accepted and I confused.At the same time, it will be held examination.

It is the beginning of my struggling. I must can defeat my school regulation, not try to break it. But try to be survivor until the end.
Just share,

See you in the next episode

Sabtu, 02 Maret 2013

OAS STARWAR STAN 2013

Hai,kawan!

Bagaimana pagimu hari ini? apakah menyenangkan? Hari ini hari yang menyenangkan. Kelasku kelas 3N Pajak berhasil masuk final  untuk kegiatan OAS STARWAR 2013 yang diadakan di lobi gegung D STAN. Sangat tidak diperkirakan akan mendapatkan titel masuk final tetapi sangat membanggakan. Mengapa?

Awalnya aku hanya mendengar celetukan dari temanku Tony, "Yuk ikutan STARWAR". Aku menganggapnya serius dan langsung hari itu aku rekrut beberapa orang supaya genap sepuluh orang supaya bisa ikut kegiatan tersebut. Waktu itu hari Kamis. Hari Jumat kami kumpulkan orang orang untuk latihan yel yel. Kami membuat yel yel bermaksud agar minimal kita tidak malu saat tampil,bukan untuk menjadi juara yel yel. Namun, ternyata kami mendapat hadiah karena yel yel terbaik. Menyenangkan bukan?

Untuk persiapan acara inti, kostum yang kami kenakan adalah kaos futsal kelas berwana hijau muda dan sedikit dandan seperti Jeng Kelin. Lucu,bukan? Kami memainkan permainan sesuai prosedur yang ada dan bermain secara sportif. Yeay, kami masuk final dengan menggunakan perasaan saat menjawab. Intinya hari ini adalah hari anugrah bagi kami.

Pelajaran berharga yang dapat aku petik dari hari ini, sebetulnya ada hal yang tidak dapat kita paksakan kepada orang lain, tetapi itu terwujud dengan sendirinya, yaitu kekompakan. Mungkin kami tidak bermaksud untuk membuat kelas kompak, hanya sekedar untuk mengisi waktu luang dengan bercanda ria tanpa beban.

Kedua, tanpa beban kita akan merasa bebas untuk melakukan segala hal. Kita kadang takut akan kegagalan yang akan kita hadapai, padahal kita tahu bagaimana cara kita untuk menang, yaitu tenang.

Ketiga, kadang kita tidak menghakimi sesorang hanya dari bentuk luarnya saja, kita belum tahu betapa hebatnya mereka dari dalam, dan kamu akan tahu itu saat kamu bersama dengan mereka.

Keempat, jangan merasa mejadi orang yang bisa segalanya. Dalam tim yang dibutuhkan adalah karakteristik masing masing orang yang digunakan untuk saling melengkapi. Kita kurang dalam bidang ini,tetapi orang lain lebih mahir. Kita tidak perlu minder, karena kita hidup di dunia dipenuhi ketidaksempurnaan agar kita membutuhkan orang lain.


Mungkin itu sekilas ceritaku hari ini, semoga bermanfaat.
Harimu akan indah dengan senyuman.

Terima kasih spesial untuk Tasa yang sudah menjadi perwakilan kami yang begitu mengagumkan dan bersemangat. Untuk Tony yang sempat malu malu saat latihan yel yel. Untuk Rahman yang dibangunin susah banget. Untuk Vivi yang ternyata gokil abis. Untuk Dafi yang jadi koreografer yel yel kita. Untuk Dedat yang untungnya sebagai penyeimbang orang orang gila di atas, Untuk Ridwan yang sering berubah ubah jargonnya sampai aku bingung. Untuk Elfira yang jago kalo ditanya musik barat. Untuk Nurina yang tetap mau berangkat di hari H. 

Untuk Hana, Suci, Arinta, Irul, dan Sang ketua Kelas, Irham Terima kasih sekali karena datang untuk mendukung kami. 


Jumat, 01 Maret 2013

Hidup Bagaikan Dua Sisi Mata Uang

Kadang kita tidak berpikir bagaimana harus melangkah untuk selanjutnya? 

Saat kita dengan penuh keyakinan memilih untuk mengambil awalan, kitakadang tidak tahu bagaimana keadaan yang benar benar akan kita hadapi walau kita sudah tahu itu akan terjadi. Segala rencana dan keyakinan sudah diyakini di awal. Namun, kadang kala hati merasa ragu untuk melangkah. Ternyata banyak terjal yang akan kita hadapi, ada gunung yang harus kita putari, ada bukit yang harus kita daki, dan ada tebing yang harus kita panjat.

Resiko yang kadang akan kita hadapi dalam hidup membuat detak jantung kita berdetak tiga kali lipat dari biasanya dan membuat kita segan untuk mengahadapi terjal, gunung, bukit, dan tebing tersebut. Keyakinan yang kita buat seketika runtuh saat kita menghadapi kenyataan yang ada, kekuatan yang kita susun sesaat harus menjadi bingkai bingkai piramid yang tak berbentuk kembali, dan semangat yang tanpa pikir panjang menghasilkan keraguan.

Sebetulnya apa yang kita ragukan? Yang diragukan adalah kita takut akan gagal dan benar adanya. Kegagalan yang tercermin di depan. Dunia ini adalah dua mata uang logam, jika tidak angka ya gambar, ketika kita sudah berencana akan tetap untuk membuka angka, maka yang keluar adalah angka. Lain ketika kita mencoba untuk melemparkan koin ke atas dan kita tidak pernah tahu apa yang terbuka, peluang yang kita dapat adalah lima puluh persen. Mungkin saat ini yang bisa kita lakukan adalah melempar koin ini terlebih dahulu, biar Tuhan yang menentukan.

Akankah kita melangkah? Apakah benar ini awal yang baik untuk kita? Lemparlah koin!